Penetapan Kadar Fe dalam FeSO4.7H2O (Garam Tunjung) Secara Permanganatometri

Dasar
Dalam suasana asam, Besi (II) dioksidasikan oleh KMnO4 menjadi Fe (III) dimana pelarut yang digunakan adalah air bebas Oksigen karena Oksigen terlarut dapat mengoksidasikan Besi (II) menjadi Besi (III). Penitaran oleh KMnO4 dilakukan tanpa indikator dengan warna TA merah muda seulas.

Reaksi
2 KMnO4 + 10 FeSO4 + 8 H2SO4  --> 2 MnSO4 + K2SO4 + 5 Fe2(SO4)3 + 8 H2O

Tujuan
Menetapkan Kadar Besi dalam Garam Tunjung Secara Permanganatometri

Alat dan Bahan
Alat

  • Kaca arloji
  • Labu ukur 100 mL
  • Pengaduk
  • Pipet volumetri 10 mL dan bulb
  • Erlenmeyer
  • Buret 50 mL
  • Corong
  • Piala gelas 400 dan 800 mL
  • Labu semprot
  • Pipet tetes
  • Kaki tiga dan kasa asbes
  • Pembakar teklu
  • Statif dan klem
  • Alas titar dan alas baca buret

Bahan

  • KMnO4 0,05 N
  • Air suling
  • Garam Tunjung
  • H2SO4 4 N
  • Kertas saring penyeka
  • Kertas pengganjal corong
  • Korek api

Cara Kerja

  1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dan ditata di atas meja kerja,
  2. Air suling dididihkan dengan labu semprot kaca, lalu didinginkan sehingga bebas O2,
  3. Ditimbang ± 0,7 gram Garam Tunjung,
  4. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan H2SO4 4N lalu diencerkan dan dihimpitkan dengan air bebas O2,
  5. Dipipet 10,00 mL larutan Garam Tunjung ke dalam erlenmeyer,
  6. Ditambahkan 5 mL H2SO4 4 N kemudian diencerkan dengan air suling hingga volumenya 100 mL,
  7. Dipanaskan hingga suhu larutan ± 40 – 60 0C
  8. Larutan dititar dengan KMnO4 0,05 N hingga mencapai TA (Titik Akhir) berwarna merah muda seulas, dan
  9. Serangkaian tahapan pekerjaan dilakukan minimal duplo dengan selisih volume penitar maksimal 0,10 mL.

Perhitungan

Catatan
Keterangan
mg sampel   = Bobot Natrium Nitrit yang ditimbang
N KMnO4    = Normalitas KMnO4
Vp                    = Volume titran yang dibutuhkan
FP                = Faktor pengenceran
Bst Fe adalah Mr, yaitu 56.

Pembahasan
Reaksi oksidasi dengan melibatkan KMnO4 berlangsung dalam waktu yang relatif lambat, oleh karena itu dibutuhkan H2SO4 untuk mempercepat reaksi. Selain itu reaksi ion MnO4- paling optimal berada di suasana asam, karena kalau dalam suasana basa dan netral, daya oksidasinya menurun. Meskipun membutuhkan pengasaman, asam yang dipakai haruslah non oksidator dan non reduktor.

  • Asam yang digunakan tidak boleh Asam Halogen (HCl, HBr, dan HI) karena bersifat reduktor, jika hal ini dilakukan maka akan terjadi kesalahan positif.
  • Asam yang digunakan tidak boleh asam – asam oksidator (HNO3, H2SO4 pekat, HClO4), jika hal ini dilakukan maka akan terjadi kesalahan negatif.

Pada penetapan ini digunakan air bebas Oksigen karena garam Besi (II) sangat mudah teroksidasi menjadi garam Besi (III) oleh O2 terlarut dalam air. Air bebas O2 dapat dibuat dengan mendidihkan air suling di labu semprot kaca dan mendinginkannya baru kemudian dapat dipakai.
Sebelum dititar, larutan hendaknya dipanaskan terlebih dahulu karena untuk menyempurnakan dan mempercepat reaksi. Akan tetapi hendaknya dalam pemanasan suhunya jangan terlalu tinggi karena akan merusak KMnO4.
KMnO4 adalah zat yang sudah berwarna, sehingga dalam penitaran tidak membutuhkan indikator tambahan (auto indikator). Satu tetes larutan KMnO4 0,1 N dalam ± 200 mL air akan menghasilkan warna merah jambu muda yang nyata.

Daftar Pustaka
Sulistiowati, S.Si, M.Pd; Nuryati, M.Pd, Dra. Leila; Yudianingrum, R. Yudi, 2014, Analisis Volumetri, Bogor : SMK – SMAK Bogor.
Yusuf Noer Arifin

Menyukai kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah. Untuk menghubungi saya, silakan kunjungi halaman kontak ya!

1 Comments

Terima kasih sudah berkunjung di blog ini. Jika berkenan, mohon tinggalkan komentar dengan bahasa yang santun dan tanpa tautan. Semua komentar selalu dibaca meskipun tak semuanya dibalas. Harap maklum dan terima kasih :)

Previous Post Next Post